Kamis, 06 Desember 2012

Pemimpi Berkhayal

Aku pernah punya impian ,duduk berdua berhadapan di sebuah tempat untuk selalu saling menatap . Aku bodoh bukan membanyangkan hal-hal yang tidak karuan ,tapi apa kamu lupa kamu yang buat aku jadi suka berhayal ? Ku harap kamu tidak lupa ingatan dan dengan mudah melupakan bahwa aku punya impian .

Rabu, 05 Desember 2012

postingan Puisi ini harusnya dua minggu yang lalu saat pertama coba menulis :o

Yang Ku - mau

Ketika aku menulis aku meluap ketidak puasanku.
Sekalipun pujian, menulis aku meluap ketidak puasanku.
Ada yang kucari,
Ada yang kudamba
menulis aku
meluap ketidak puasanku

Surat Cinta Seorang Hacker dikarang 1.20 / 3.50

Seandainya hatimu adalah sebuah system, maka akan aku scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka. Sehingga tidak ada keraguan, saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu.
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilitiesmu. pake PHP injection, terus aku ls -la;
find / -perm 777 -type d,sehingga aku tau kalo di hatimu ada folder yang bisa ditulisi
atau adakah free space buat aku?. apa aku harus pasang backdor "Remote Connect-Back
Shell"jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja,untuk mengetahui sinyal masuk dari kamu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
saat semua request-ku diterima aku akan nogkrong terus di 'bugtraq' untuk mengetahui
bug terbarumu.maka aku akan 'patch' dan 'pacth' terus,aku akan jaga service-mu jangan sampai 'crash' dan aku akan menjadi firewallmu.aku akan pasang portsentry, dan mensetting error pagemu " The page cannot be found Coz Has Been Owned by Someone.get out!"
aku janji gak bakalan ada macelinious program atau service yang hidden, karena aku
sangat terbuka,saat mencintaimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
jangan ada kata "You dont have permission to access it" untuk aku, kalau ga mau di 'ping flood' Atau 'DDos Attack', jangan ah....! kamu harus menjadi sang bidadari
penyelamatku.

Seandainya hatimu adalah sebuah system, ...?

Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
kamu adalah sang bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku!
Suatu saat nanti aku akan datang dan mengatakan kalau di hatiku sudah
terinfeksi virus yang Menghanyutkan,
Ga ada anti virus yang dapat menangkalnya selain ...
kamu.karena kamu telah merasuk dalam internal database ku.
Aku adalah sebuah system.


depan laptop  → 1.20 3.50
5 12 2012

20 Hal Yang Bisa Menghancurkan Diri Sendiri :O



Dari buku Personality Plus, bisa disimpulkan kira-kira ada 20 sifat yang bisa menghancurkan diri sendiri, yaitu:

1. Bashful
Sering menghindari perhatian karena malu

2. Unforgiving
Sulit melupakan sakit hati atas ketidakadilan yang dialami, biasa mendendam
a
3. Resentful
Sering memendam rasa tidak senang akibat tersinggung oleh fakta/khayalannya

4. Fussy
Bersikeras minta perhatian besar pada perincian/hal yang sepele

5. Insecure
Sering merasa sedih/cemas/takut/kurang kepercayaan

6. Unpopular
Suka menuntut orang lain untuk sempurna sesuai keinginannya

7. Hard to please
Suka menetapkan standar yang terlalu tinggi yang sulit dipenuhi oleh orang lain

8. Pessimistic
Sering melihat sisi buruk lebih dulu pada situasi apapun

9. Alienated
Sering merasa terasing/tidak aman, takut jangan-jangan tidak disenangi orang lain

10. Negative attitude
Jarang berpikir positif, sering cuma melihat sisi buruk/gelap setiap situasi

11. Withdrawn
Sering lama-lama menyendiri/menarik diri/mengasingkan diri

12. Too sensitive
Terlalu introspektif/ingin dipahami, mudah tersinggung kalau disalahpahami

13. Depressed
Hampir sepanjang waktu merasa tertekan

14. Introvert
Pemikiran & perhatiannya ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri

15. Moody
Semangatnya sering merosot drastis, apalagi kalo merasa tidak dihargai

16. Skeptical
Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik kata-kata

17. Loner
Memerlukan banyak waktu pribadi, cenderung menghindari orang lain

18. Suspicious
Suka curiga/tidak percaya kata-kata orang lain

19. Revengeful
Sadar/tidak sadar sering menahan perasaan, menyimpan dendam, ingin membalas

20. Critical
Suka mengevaluasi/menilai/berpikir/mengkritik secara negatif

MENCINTAI KEHIDUPAN DAN HIDUP

Saat itu aku anak tunggal yang punya segala sesuatu yang kuinginkan. Tapi bahkan seorang anak kaya yang cantik dan manja pun juga bisa merasa kesepian sekali-kali, jadi ketika ibu memberitahuku bahwa ia hamil, aku benar-benar luar biasa gembiranya, wuihhh... begitu penuh suka cita. Aku mulai membayangkan kau, bakal betapa bagusnya dan bagaimana kita ini akan selalu bersama-sama dan kau akan begitu mirip menyerupai aku.

Jadi, ketika kau lahir, kuamati tangan-tanganmu yang kecil mungil dan dengan bangga kau kutontonkan pada sahabat-sahabatku. Mereka menyentuhmu dan kadang-kadang mencubitmu, tapi kau tak pernah bereaksi. Waktu kau lima bulan, beberapa hal mulai meresahkan ibu. Kau tampaknya begitu diam, hampir-hampir tak pernah bergerak dan seakan mati rasa, dan tangismu itu begitu aneh bunyinya, mirip-mirip seperti anak kucing.

Akhirnya kami membawamu ke dokter. Sampai ke dokter ketigabelas
mengamatimu tanpa suara dan berkata bahwa kau mengidap sindroma "cry du chat" (kri-du-sya) --- (tangisnya kucing dalam Bahasa Perancis).

Saat aku tanya apa artinya itu, ia menatapku, penuh belas kasih dan dengan lembut berkata, "Adikmu tak pernah akan mampu berjalan atau bicara."

Dokter itu bilang, ini suatu kondisi yang menimpa satu dari 50.000
kelahiran, menyebabkan korban jadi terbelakang dan cacat. Ibu jadi kaget sekali dan naik darah, ia marah-marah. Kupikir itu kurang adil.

Waktu kami pulang, ibu menggendongmu dalam tangannya dan mulai
menangis. Aku melihatmu dan menyadari bahwa omongan-omongan akan beredar bahwa kau tak normal. Jadi, untuk mempertahankan popularitasku, aku lakukan apa yang tidak termakan akal sehat, kuanggap kau bukan lagi milikku. Ayah dan ibu tidak tahu soal ini, tapi aku mengeraskan diriku agar tidak mencintaimu selama kau tumbuh.

Ibu dan ayah mengucurimu dengan cinta kasih dan perhatian dan itu
membuatku pahit getir. Dan dengan berlalunya tahun demi tahun, kepahitan itu berubah menjadi kemarahan, dan kemudian menjadi kebencian. Ibu tak pernah melepaskan harapan terhadapmu. Ia tahu ia harus melakukan dan bertahan demi kamu. Setiap kali ia letakkan mainanmu ke bawah, kau akan bergulingan dan bukannya merangkak. Kulihat hati ibu patah hancur setiap kali ia menyimpan mainan mainanmu, dan mengikatkan potongan plastik stirofom di perutmu agar kau tak bisa mengguling. Tapi kau tetap berjuang dan kau menangis begitu menyayat hati dalam nada dan bunyi yang teramat
memilukan hati, bunyi tangis anak kucing.... Tapi meski demikian, ibu tetap bertahan dan pantang menyerah.

Lalu pada suatu hari, kau mengalahkan segala omongan para doktermu soal kau cuma bisa merangkak. Saat ibu melihat hal ini, ia tahu bahwa kau akhirnya pasti akan bisa berjalan. Jadi saat kau masih merangkak ketika usiamu sudah empat tahun, ia menaruhmu di atas rumput cuma dengan memakai popok, tahu bahwa engkau tak senang dan benci tiap kali merasakan tusukan rumput pada kulitmu. Lalu ia akan meninggalkan kau di situ begitu saja.

Aku terkadang mengawasimu dari jendela dan bahkan tersenyum melihat ketidaksenanganmu. Kau akan merangkak ke tepi jalan setapak, dan ibu selalu mengembalikanmu. Lagi dan kembali lagi, ibu mengulangi ini terus menerus di atas rerumputan. Sampai pada suatu hari, ibu melihat kau, Patrick, mengangkat dirimu berdiri dan jalan ter-tatih-tatih keluar dari rumput secepat kaki kecilmu bisa mengangkatmu.

Begitu penuh suka cita, ibu tertawa dan menangis, memanggilku dan ayah agar datang. Ayah memelukmu dan menangis begitu bebasnya. Aku mengawasi dari jendela kamar tidurku peristiwa yang begini menyentuh dan meluluhkan hati ini. Tahun-tahun berikutnya, ibu mengajarimu berbicara, membaca dan menulis. Sejak saat itu, sekali-kali aku lihat kau berjalan di luar, menciumi harumnya bunga-bunga, mengagumi burung-burung , atau cuma bersenyum, tertawa
sendiri.........

Aku mulai melihat keindahan dunia di sekitarku, kesederhanaan dan
kepolosan hidup ini dan segala keajaiban dunia ini lewat matamu. Saat itu barulah aku menyadari bahwa sesungguhnya engkau saudaraku dan tak perduli betapa banyaknya aku berusaha untuk membencimu, aku tidak bisa sebab aku telah tumbuh untuk mencintaimu. Hari-hari berikutnya, kita kembali saling berhubungan. Aku membelikanmu mainan dan memberikan seluruh cinta yang pernah bisa diberikan oleh seorang kakak perempuan pada adik lakinya. Dan kau akan membalas mengimbaliku lewat senyum dan dekapanmu. Tapi aku rasa, kau memang tak ditakdirkan untuk benar-benar menjadi milik kami.

Pada hari ultahmu yang kesepuluh, kau rasakan sakit kepala hebat.
Diagnosa para dokter? Leukemia. Ibu cuma terperangah, napasnya begitu tersendat-sendat dan ayah memeluknya, sementara itu aku bergumul dan berjuang keras sekali untuk menahan keluarnya air mataku. Saat itulah, aku begitu mencintaimu. Dan aku tidak tahan untuk pergi meninggalkanmu.

Lalu para dokter memberitahu kami bahwa satu-satunya harapanmu ialah transplantasi sumsum tulang. Kamu menjadi subjek bagi pencarian donor darah secara nasional. Lalu, saat kami akhirnya menemukan yang cocok, ternyata kau sudah terlanjur demikian parah sakitnya. Dokter-dokter dengan berat hati membatalkan operasi itu.

Sejak saat itu, kau menjalani kemoterapi dan radiasi. Sampai pada
akhirnya, kau masih tetap meneruskan bertahan menguber hidup. Hanya sekitar satu bulan sebelum kau meninggalkan kami, kau minta padaku untuk membuat sebuah daftar segala hal yang kau ingin lakukan apabila kau meninggalkan rumah sakit.

Dua hari setelah daftar itu terselesaikan, kau meminta agar dokter-dokter melepaskan kau pulang. Di situ, kita makan es krim dan kue, berlarian di rumput, menaikkan layangan, pergi memancing, saling bergantian mengambil foto dan membiarkan balon-balon gas lepas membubung pergi. Aku masih ingat pembicaraan terakhir kita kok. Kau malah ngomong, sekiranya kau mati, dan aku ini butuh pertolongan, aku bisa mengirimkan suatu catatan terikat pada
benang ditambatkan di balon gas dan biarkan saja terbang. Saat kau bilang itu, aku mulai menangis. Lalu engkau memelukku. Lalu, sekali lagi, untuk terakhir kalinya, engkau jatuh sakit lagi.

Malam terakhir itu, kau meminta air, kau minta punggungmu digosok, kau jadi manja minta diemong kayak bayi lagi. Akhirnya, kau mengalami kejang-kejang dibarengi air mata yang mengaliri mukamu. Belakangan, di rumah sakit, kau berjuang berusaha berbicara, tapi kata-katamu tak mau keluar. Aku tahu apa yang ingin kau katakan.

"Aku mendengar kok, omonganmu.." aku berbisik. Dan untuk terakhir
kalinya, aku berkata, "Aku akan selalu mencintaimu dan aku tak pernah akan melupakanmu. Janganlah takut ya... Kau sebentar lagi akan bersama Tuhan di surga." Lalu, dengan air mata deras berderai, aku memandangi seorang bocah laki-laki yang paling tabah yang pernah kukenal, akhirnya berhenti bernafas.
Ayah, ibu, dan aku sendiri menangis dan menangis terus sampai se-
akan tak ada lagi air mata tersisa. Patrick akhirnya kau hilang, pergi
meninggalkan kami semua. Mulai saat itu, engkau adalah sumber inspirasi bagiku. Kau menunjukkanku bagaimana mencintai kehidupan dan hidup, dan menghidupinya sepenuhnya.

Dengan kesederhanaan dan kejujuranmu, kau telah menunjukkan aku
sebuah dunia penuh cinta dan kepedulian. Dan kaulah yang membuatku sadar bahwa hal yang terpenting di dalam hidup ini ialah terus mengasihi tanpa bertanya mengapa dan bagaimana dan tanpa menetapkan batas-batas apapun.

Dengan surat dan balon ini, aku terbang dan layangkan cinta kasihku kepadamu. Terima kasih padamu, adik kecilku, untuk segalanya.

Minggu, 30 September 2012

Melow attack

Hihihi....

Gak pernah terbesit kalo pada akhirnya ada orang yang mau baca tulisan-tulisan gue yang gak berbobot ini. Gue hanya sebatas menulis apa yang gue mau dan yang gue pikirin, gak lebih, gak kurang. Mood merankai kata yang gue ounya lebih sering bikin gue terdiam disatu titik dan gak berbuat apa-apa. Malas menuliskan apa yang gue rasa dan gue punya saat ini. So many story to tell, tapi tetep aja, so litle time to share..

Hidup gue belakangan ini emang lagi melow-melownya. Bawaan dari orok kali, atau jangan-jangan tanpa gue sadari, dari perut nyoap gue, gue udah sering banget ngerasa melow, murung, sedih and terpaku sendiri. Hihihihi.. lebay gila mamen.
Tapi gak mengapa lah. Gue tetep gue, mensyukuri apa yang gue punya. Rasa ini gak semua orang bisa punya. Terlebih lagi ketika orang itu udah mati rasa.

 Sebenarnya kalo disuruh memilih, gue gak mau terus-terusan melo gak jelas gini. Tapi apa mau dikata terlalu banyak story yang bikin gue gak begitu menikmati hidup yang gue punya. Orang mungkin berpikir mungkin gue punya segalanya. Bisa mendapatkan segalanya. Tapi ternyata mereka salah. Luar gue gak selamanya mencerminkan isinya. Gue ternyata tetep manusia biasa yang bisa juga merasa sedih dan kecewa. Meski pada akhirnya berlebihan, gue tetep menganggap itu semua proses hidup belaka. karena gue yakin, semua ada masanya. Alias ada waktunya.

Kegembiraan yang gue punya gak selamanya bikin gue tertawa. Begitupun juga kesedihan yang kadang mendera. gak selamanya buat gue menitikkan air mata. I'm just try to be balance in everything. Meski orang lain melihat sebaliknya.

Yang gue sesalkan, kenapa saat gue melow gue justru menumpahkan semuanya. Mengalirkan kisah dalam bentuk kata. Menelurkan cerita dalam bentuk yang lebih nyata dan bisa  dicerna. Sudah kodratnya begitu kali yah. Sama halnya ketika kita mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Jarang banget dari kita bercerita kepada-NYA di saat kita sedang happy-happynya. Pasti saat sedih aja. Saat kecewa melanda. Saat gundah menyapa.

Shit banget deh. Liat aja. gue padahal niatnya mau nulis santai dan gaik terkesan frontal, rapih dan teratur begini, ini malah kayak prosa banget. Jadi terkesan sok puitis. Huuuffftt... Kenapa sih gak semengalir penulis-penulis edan yang ada dijagat kata Indonesia atau dunia raya? Atau memang pola otak gua udah termindset buat nulis model beginian, hahahahah.. Gak ngerti lah. Intinya gue cum pengen nulis aja. Mumpung ini otak mau berpikir sejenak, sampe keringetan, dan jari-jari gue juga mau diajak kerjasama sesaat.

Seperti menulis diary, tapi inconditional. Artinya gue nulis diary sejenak jidat gue aja. Gak pernah ada cerita yang benar benar special and something yang gue ceritakan ditulisan-tulisan gue. Ngeblur, gak jelas. Flicker..

Seperti saat ini. Gue kembali melow dengan hidup gue. Boring dengan rutinitas gue. Jenuh dengan alur hidup gue. Gak bersyukur banget ya gue. Emang dasar si Azul, tak tau terima kasih, hihihihi.. Gue terima aja deh kalo lo semua bilang gitu. Emang kenyataannya gue begitu. Kelebihan yang gue punya tertutup semua oleh kekurangan yang jumlahnya kecil adanya. Damn! I'm not good at all.

Gue kembali diserang melow..
Giman enggak coba..
Disaat semua temen seperjuangan gue sedang asyik-asyiknya menikmati masa muda dengan menggali ilmu dibangku kuliah, gue malah asyik dengan kesendirian yang menurut gue tetep aja ada walaupun gue tetep ada dalam keramaian, dan tidak ada cara menghilangkan ataupun mengurangi rasa itu dalam mata kuliah yang digali dibangku kuliah. Ah gak nyambung cerita gue..
Hehehe, ironis. Miris. Hati gue seakan teriris tipis tipis. Apalagi banyak mulut yang menanyakan kesendirian gue. 

Habis mau dikata apa? Gue selalu berusaha. Tapi waktu selalu berkata beda, gue terus mencari cinta, tapi parno terus juga mengahntui tiap langkah yang gue punya. Ketakutan akan mengalami kekalahan dan kesalahan yang sama, ketakutan untuk kembali melukai hati wanita yang gue puja. Ketakutan ini. Dan semua ketakutan itu mengiringi gue dalam kebuntuan yang permanen.

Apa iya gue terlalu pemilih? Apa iya gue terlalu menginginkan kesempurnaan yang gak ada sama sekali di dunia ini? Apa iya gue memang tak layak punya hati tuk dibagi? Atau mungkin memang gue tipikal orang yang bener-bener gak tahu diri? Hihihihi..
Sepertinya pertanyaan terakhir sudah cukup mewakili..

Cukup banyak kisah yang gue alami dan orang lain gak akan bisa pahami. Gak memaksa juga buat ngerti. Toh yang menjalani gue.

Gue mungkin akan selalu jadi orang yang melow sampai saatnya nanti.
Tapi gue sangat menikmati. Karena menurut gue, itu sebuah hal yang manusiawi.
Dan itu juga yang akan membuat gue selalu rajin untuk tetap merajut mimpi.
Agar cinta sejati gak cuma asa semu di hati...

Jadi...
Biarkan saja melow ini menyerangku...

depanLaptop,30september2012(4.47)shubuh

Jumat, 28 September 2012

Siapa gue?



Who am i? Siapa gue?
Jawabnya, gue bukan siapa-siapa dan belum jadi siapa-siapa.
Gilaaa.. 17 hari yang lalu, umur gue udah 19 tahun teng-teng. Insyaallah. Sebuah umur yang lumayan banyak. Hampir seperempat abad, tapi masih 6 tahun lagi :D. Kadang gue bisa sangat enjoynya dengan hidup gue. Kadang gue juga bisa sangat terpuruk dengan berjalannya umur gue. Hahaha.. Gaya dan laganya aja kaya anak kecil, tapi kalo liat KTP baru gua ( E_KTP ) langsung merasa kerdil.
Entahlah, gue sendiri sebenernya gak begitu mau mikirin. Tapi jujur adakalanya gue merasa kalo sekarang bukan saatnya lagi gue main-main dengan hidup gue. Bersantai dengan semua kondisi yang ada. Being Old tanpa pernah jadi apa-apa.
Belum banyak yang gue hasilkan selama perjalanan hidup gue ini. Gue rasa terlalu sering jeleknya ketimbang bagusnya. Hehehe.. Secara gue cukup sadar diri dengan kapasitas gue sebagai manusia biasa yang hobi banget bikin dosa ketimbang nabung pahala. Mau jadi apa gue kelak? Gak pernah gue bayangkan. Yang pasti gue memang tipikal cowo standart yang lebih seneng menjalani hidup layaknya air mengalir atau angin berhembus. Bergulir begitu saja tanpa terlalu memikirkan hal yang cuma bikin kepala gue jadi kebelah dua.
Begitupun tentang cinta yang kerap butakan mata. Yang sering gue alamin dan selalu berakhir dengan dilema. Lelah sudah mencari yang tak nyata. Karena sekarang gue sudah punya yang teristimewa. Walaupun sekarang masih dalam angan dan ngejar-ngejar dia dengan kemampuan PDKT gua yang cuma setinggi Plankton dalam film Spongebob. Selama gue bisa tetap bersama merajut mimpi walau mungkin hanya akan jadi angan belaka.
Gue bukan dewa. Karenanya gue gak bisa berbuat sesuka jiwa. Keinginan yang menggebu akhirnya cuma semu adanya ketika semua yang gue punya tak berarti apa-apa dan diri gue yang biasa ini cukup puas dengan semua yang gue terima. Gue memang harus terus maju. Gak peduli dengan rintangan yang bakal mengganjal dan mungkin membuat gue jenuh. Gue harus hadapi semua dengan lapang dada karena gue yakin semua pertanyaan ada jawabannya. Semua masalah ada solusinya. Semua keraguan ada penjelasannya.
Seperti juga halnya nilai sebuah cinta. Sekarang atau nanti tak akan berakhir sama. Ada jalan dan cara yang berbeda untuk melangkah menuju ke arah sana. Entah mana yang harus gue pilih. Kanan atau kiri. Bahagia atau kesedihan yang ujungnya mungkin membuat gue mati berdiri.
Saat ini gue harus bersikap realistis. Satu yang gue ingat, sesuatu yang dipaksakan gak akan pernah berakhir dengan hasil yang manis. Tak beda jauh dengan angan gue yang terlalu puitis dan kerapkali bikin gue tersenyum miris.
Gue punya cerita yang orang lain mungkin tak punya. Gue punya kisah yang mungkin manusia lain ingin mengalaminya. Cerita yang sederhana tapi begitu membuat hidup gue penuh warna. Kisah yang biasa dengan seseorang yang tak biasa. Jujur saja, bukan kegalauan yang coba hadirkan dari awalnya. Tapi keindahan yang coba gue suguhkan dengan segala keanggunannya.
Indah dan anggun yang terangkum dalam satu asa. Indah dan anggun yang terbesit dari satu jiwa. Indah dan anggun yang terajut dalam satu nama.. Hanya Dia seorang saja..
Akhirnya semua memang harus berjalan sebagaimana mestinya. Tak ada yang harus disalahkan dengan kondisi yang sedang kadang membingungkan. Berujar ataupun bersikap semua hanyalah pilihan. Kalah atau bertahan sepenuhnya kita yang menentukan. Suka atau duka harus kita terima sebagai sebuah kenyataan.
At the end..
Jangan pernah takut untuk berusaha, karena semua ada waktunya.
Jangan pernah takut untuk mencoba, karena tiap hidup ada resikonya.
Dan..
Jangan pernah takut untuk melangkah, karena kita tak akan pernah tahu apa yang terjadi dalam kehidupan kita selanjutnya..
dan intinya sekarang gua gak akan pernah berhenti mengejar dan mewujudkan semua yang udah ada dikepala gua saat ini.
PDKT ga berhenti sampai disini.

depan Komputer, jum'at 28 2012